Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

PON XX di Papua Berpeluang Untuk Mempromosikan Wisata Papua Kata Wakil Ketuan KONI

Jakarta -  Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang akan dihelat di Papua pada 2 hingga 15 Oktober mendatang. Penyelenggaraan pekan olahraga ini dinilai menjadi energy untuk mempromosikan pariwisata Papua kepada wisatawan. Wakil Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI ) Pusat IV Bidang Luar Negeri, Media dan Humas, Chris John, mengatakan bahwa Papua memiliki sejumlah objek wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan, seperti Danau Sentani, dan Kampung Yoboi di Kabupaten Jayapura. "Sangat disayangkan jika pemangku kepentingan di Papua tidak menggunakan PON Papua demi kemajuan pariwisata. Salah satunya ya di Danau Sentani," kata Chris John, seperti dikutip dari Antara. Chris John mengungkapkan salah satu langkah yang bisa diambil antara lain membuat spanduk atau buku panduan paket scenic tour wisata di Papua. Menurutnya, peserta PON Papua berpeluang besar untuk mempromosikan keindahan wisata yang ada di Indonesia Timur tersebut. "Dinas Pariwisata di Papua kh

Menparekraf Menobatkan Ranupani Lumajang Menjadi Wisata Terbaik Dengan Keindahan Alamnya

Lumajang -  Keindahan alam dan budaya desa wisata Ranupani, Lumajang, membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno terpana. Dengan keindahan yang dimiliki desa Ranupani, ia mengajak wisatawan untuk ikut menikmati keindahan yang dimiliki pemenang 50 desa wisata terbaik di Indonesia. Sandiaga Uno saat ini tengah melanjutkan rangkaian visitasi 50 terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia ( ADWI ) 2021 dengan mengunjungi Desa Wisata Ranupani yang berada di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Minggu. "Saya sangat berkesan, kagum dan bukan hanya alam dan budaya tapi fasilitasnya juga mumpuni, toiletnya bersih, juga warganya sangat ramah, saya ingin mengajak masyarakat untuk berwisata #diranupaniaja," kata Sandiaga, dikutip dari Antara. Ia mengimbau agar semua pihak tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat, disiplin, dan tetap kondusif. Sehingga terbebas dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat karena ketida

Muncul Fenomena Cahaya di Laut Selatan Jawa Bukan Karena Nyi Roro Kidul, Ini Penjelasan Ilmiyahnya

DIY -  Beberapa waktu lalu muncul fenomena laut bercahaya di pantai selatan Jawa. Munculnya cahaya itu bukan disebabkan kehadiran Nyi Roro Kidul yang merupakan urban myth bagi masyarakat pesisir Do It Yourself, namun fenomena ini ada penjelasan ilmiahnya. "Bukan (karena Nyi Roro Kidul) itu fenomena biasa, ada penjelasan ilmiahnya," kata Sektraris Pusat Studi Sumber Daya dan Teknologi Kelautan UGM Bachtiar Mutaqin saat dihubungi wartawan, Senin (13/9/2021). Ia mengatakan fenomena laut bercahaya ini ada beberapa kemungkinan. Pada bulan-bulan ini, kata Bachtiar, masuk musim timur yang anginnya berhembus dari Australia. Yogyakarta - Beberapa waktu lalu muncul fenomena laut bercahaya di pantai selatan Jawa. Munculnya cahaya itu bukan disebabkan kehadiran Nyi Roro Kidul yang merupakan urban myth bagi masyarakat pesisir Do It Yourself, namun fenomena ini ada penjelasan ilmiahnya. "Bukan (karena Nyi Roro Kidul) itu fenomena biasa, ada penjelasan ilmiahnya," kata Sektraris

Bendungan Walahar di Karawang Peninggalan Dari Belanda yang Masih Ada Hingga Sekarang

Karawang -  Karawang menjadi saksi bagaimana perjalanan panjang kemerdekaan Indonesia diperjuangkan. Meski jarang diketahui, beberapa lokasi di Karawang memiliki nilai historis bagi rakyat Indonesia. Salah satunya, Bendungan Walahar. Bendungan yang terletak di Walahar, Klari, Karawang , Jawa Barat ini menjadi jejak peninggalan masa penjajahan Belanda. Meski kini sudah berusia hampir 1 abad, Bendungan Walahar tetap kokoh berdiri. Bangunan yang khas dengan arsitektur kuno ini digunakan untuk mengatur debit air sungai Ci Tarum. Sejak 1925 hingga kini, Bendungan Walahar tak hentinya mengairi sawah-sawah yang berada di Kabupaten Karawang. Tempat ini seolah tak lapuk dimakan usia. Justru semakin berguna kian waktu ke waktu. Tulisan Bendung Walahar dengan warna merah terpampang di dinding bandungan. Disertai tahun 1925 sebagai tahun pertama kali bendungan ini mulai digunakan. Proyek pembangunan Bendungan Walahar ini dimulai pada tahun 1923 oleh Belanda dengan pengawasan seorang ahli perairan